Androgini

Februari 08, 2015

ngaji
Memaknai Ilmu


Malam Sabtu. Setidaknya satu hari dalam seminggu, ada waktu yang ditunggu. Waktu untuk melihat dunia luar dari sebuah sangkar. Menguak sesuatu yang samar, mengais hal yang tak pernah diajar. Ditemani solmisasi jangkrik dari balik semak, mulai kacau karena kopi di gelas mulai berkerak. Berkubik-kubik asap menyembur dari bibir yang melegam, beradu dengan malam yang semakin kelam.

Dua buah buku tergeletak di samping gelas yang hampir tandas. Bada’iz  Zuhur karya Ibnu Iyas dan Moses and Monoteism karya Freud.

“Eh, Kang! Sampeyan ngiranya Nabi Musa tuh laki atau perempuan?”

“Semprul! Pertanyaan macem apa itu? Yang namanya Nabi ya laki-laki yang nerima wahyu, sampeyan kok aneh!” jawab Kang Rofiq ketus.

“Tapi menurut hasil penelitian Irwin Braverman, seorang peneliti di Yale University, Akhenaten atau Pharaoh dari dinasti mesir ke-18, ternyata mengalami mutasi genetika yang menyebabkan ia memiliki kecenderungan androgini, Kang! Nah, dalam buku Moses and Monoteism ini,  Freud mencatat Akhenaten ini tak lain adalah Moses alias Nabi Musa.”

“Peneliti kafir kok sampeyan anuti?! Ati-ati akidah!”

“Jangan-jangan itulah sebabnya Nabi Musa dikenal sebagai satu-satunya Nabi yang selalu runtang-runtung dengan Nabi yang lain yaitu Nabi Harun, ini unik dalam kisah para Nabi. Imajinasi liar membawaku pada sebuah pertanyaan: ada hubungan khusus apa ya di antara dua Nabi ini?”

“Wah, lama-lama pikiran sampeyan jadi keliwat ngawur! Di depan sampeyan kan ada kitab karya Ibnu Iyas, itu lebih mumpuni dari buku-buku macem karya Freud. Kalau Bada’iz Zuhur ibarat pelangi dalam gerimis kisah, maka Freud adalah awan hitam yang mengaburkan langit kisah.”

“Maaf, Kang. Bukannya aku ngawur, apa gak lebih ngawur kisah-kisah sungai dalam Bada’iz Zuhur? Tentang kisah yang mengatakan bahwa minum air sungai Tigris bisa melemahkan syahwat laki-laki dan bagi perempuan bisa menambah gairahnya.  Itu semua kan masih patut dipertanyakan?”

Sebenarnya ada empat orang malam itu. Aku, Kang Rofiq, Kang Burhan dan Kang Aliman. Tapi senyap pecah hanya olehku dan Kang Rofiq, yang lain masih sunyi dalam larutnya malam. Memang Kang Rofiq yang kuanggap paling kritis dalam keilmuan.

Sampeyan inget, Riz? Kita berempat selalu menghabiskan sebuah malam hanya untuk melihat dunia di luar tembok. Bebas memilih referensi apapun asal masih bersendi pada syara’ dan kitabullah. Atau menemukan dimensi lain dan berkonsekuensi murtad!”

“Wallahi, Kang! Sekali-kali aku gak kepikiran untuk murtad. Asyhadu … “ kemudian aku bersyahadat berkali-kali.

“Pikiran sampeyan nampaknya memang udah mulai liar dan kurang ajar. Kalo udah gak ngimani Nabiullah, terus apa lagi yang mau sampeyan ingkari dan gak imani? Inget, jangan terlalu bernafsu dalam mempelajari suatu hal. Bukankah kita sering mendengar analogi segelas penuh air yang ingin terus dituangkan air dari teko? Apa yang terjadi? Perumpamaan nafsu, kesombongan dan keserakahan digambarkan sebagai sesuatu yang mematikan. Atau tentang karamnya Titanic? Sesungguhnya bukan gunung es penyebabnya, tapi kesombongan insinyur perancangnya.”

Aku geming. Melepas pandang ke arah asrama putri yang mulai dinyalakan lampunya. Hampir shubuh. Qiyamul lail memukul tabuh. Sepertiga malam yang tepat untuk menghamba dan berkesah keluh. Tak ada yang ingin kuingkari, termasuk mutasi genetik yang mengalahkan hormon laki-lakiku. Mungkinkah suatu saat nanti aku berhijab? Agar aku bisa menarik hatimu, wahai Kang Rofiq!

***

Jumlah: 496 kata.

KETERANGAN

Bada’iz  Zuhur : kitab karya Ibnu Iyas (1448-1524) yang berisi tentang pelbagai kejadian dan kisah para nabi terdahulu.

kitab
Bada'iz Zuhur


androgini : semacam tendensi gabungan feminitas-maskulinitas dalam kepribadian

Moses and Monoteism : buku karya Freud tentang identitas Nabi Musa
 
sampeyan : kamu, anda

You Might Also Like

19 komentar

  1. Wah mas .... Saya jadi minder sama tulisan saya distage ini. Terus trg baru pas mff idol ini nulis ttg realis feminis. Pe skrg jg bnrny msh bingung genre yg bgaimana?:)

    BalasHapus
  2. *cuma mau membayangkan Mas Eksak berhijab* :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ish ... (tutup muka pake kerudung)

      Hapus
    2. hohoho, apa coba?! Ckckck

      Hapus
  3. Gak bisa nahan diri bwt komen: keren! Etapi kok aq jdi kepikiran sama komene mas aam ya? *eh *kaburduluah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ehhmmm, itu proyek baru dgn Mas Aam ... Bhahaha

      Hapus
  4. Aku malah ngira ini cerita untuk tema sejarah kemarin. peace2

    BalasHapus
  5. Hmmm.. Dadi inget sesuatu.. Xixixi

    BalasHapus
  6. Bagus cara jelasinnya. unik.... dan masuk ke pembaca.

    BalasHapus
  7. yah....kadang ketika kita pelajari dan tidak kita akui akan tidak sampai mas, namun kalau kita salah mengakui, maka kita akan berurusan dengan akidah, yang kebanyakan orang membilangnya murtad....tinggal bagaimana kita menyikapinya....karena dimensi keTuhanan itu hadir dan dapat dirasakan oleh orang pilihan.....semoga kita juga bisa merasakan demikian, amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang kita gak sadar udah ngelakuin kemurtadan, malah suka memurtadkan yang lain. Makanya kita musti sering2 syahadat, itung2 buat memperbaharui akidah ... :)

      Hapus
  8. androgini apa semacam bencong?

    BalasHapus
    Balasan
    1. beda, Mas.. ini kaitannya ama gen dan hormon. Kalo bencong kan cenderung ke kelakuan dan hasrat aja. Hehehe dad

      Hapus
  9. Jaman sekarang banyak ya yang jadi androgini, hehe...
    bahkan sengaja.

    BalasHapus