eksak #10 | Cinta & Nafsu

April 21, 2015

Jangka waktu yang panjang untuk hiatus-nya sebuah blog. Kesibukan kembali dijadikan kambing hitam (meskipun sebagian adalah benar). Kalau blog ini adalah sebuah kendaraan yang menginap lama di tempat parkir, pasti udah diderek dan didenda jutaan, atau dirongsokin ke loak besi tua karena udah bobrok dan berkarat. Kalau misalnya sebuah kasus korupsi, pasti udah dilupain dan ilang ditelan jaman sementara si Koruptor merdeka jaya sambil menghambur-hamburkan uang hasil korupnya.

Mohon maaf apabila blog ini bagaikan mayat hidup yang gak tentu kapan hidup kembali dari kematiannya. Nah, daripada nanti keburu mati lagi, mending kita selesaikan saja  Cerita Anak SMA kemarin.

***

"Baik. Silakan kamu jelaskan apa yang telah terjadi," kata Pak Kepala Sekolah.

"Fakta pertama; Nur tinggal di rumah Vanya karena dia hanya ingin terus bersekolah. Makanya Nur rela diperlakukan kasar oleh Vanya dan bersabar hanya agar dia dapat terus bersekolah di sini," ujar Eksak.

"Pasti Nur ini ingin membalas dendam kepada Vanya karena sering memperlakukannya secara kasar, sehingga dia memukul kepala Vanya dengan botol teh!" sergah Pak Kepala Sekolah dengan gusar.

"Hal tersebut mungkin saja, tetapi alangkah bodohnya Nur jika berbuat seperti itu. Apalagi secara terang-terangan dengan resiko dikeluarkan dari sekolah. Sia-sia saja dia bersabar selama ini. Selain itu masih ada satu fakta penting, Pak."

"Lanjutkan ... "

"Fakta selanjutnya bahwa ini adalah WC perempuan."

"Apa hubungannya WC perempuan dengan kasus ini?"

"Karena ini WC khusus perempuan, secara logis hanya murid perempuanlah yang punya niat masuk ke sini. Murid pria pasti tidak akan masuk ke dalam WC perempuan. Tapi dalam kasus ini, Bimo terlebih dahulu menemukan Vanya. Bagaimana dia bisa tahu bahwa Vanya sedang pingsan di WC kalau dia tidak masuk ke dalamnya? Seharusnya seorang perempuanlah yang terlebih dahulu menemukan Vanya."

"Masuk akal juga. Lalu siapa pelaku sebenarnya?"

"Ya siapa lagi yang mukul Vanya kalau bukan pacarnya sendiri, mungkin mereka lagi ada masalah?" tiba-tiiba Sindhu yang dari tadi diam menyimak ikut berkomentar.

"Siapa pacarnya Vanya?" Pak Kepala Sekolah jadi makin kepo.

"Bimo, Pak! Saya yakin dialah pelakunya!" tegas Eksak.

"Apa buktinya elo nuduh gue yang ngelakuin? Kan Vanya udah bilang kalo yang mukul dia itu si Nur?!" bantah Bimo.

"Elo yang katanya nemuin Vanya di WC ini, harusnya cewek duluan yang nemuin karna ini adalah WC cewek. Elo ngaku nemuin pertama kali karna pelakunya adalah elo sendiri. Tentu aja Vanya nuduh si Nur karna dia benci ama Nur. Vanya juga pengen ngelindungin elo sebagai pacarnya karna dia gak pengen elo yang dikeluarin dari sekolah!"

"Huwaaaaaaaa ... " raung Vanya menggema penuhi isi sekolah.

Tangis penyesalan yang selalu datang di akhir cerita. Cerita yang dikarang berbumbu kebohongan selalu beraroma busuk. Pada akhirnya siapa lagi yang akan mencium bau busuk itu kalau bukan si Pengarang cerita itu sendiri? Orang lain bisa saja menutup hidung kemudian berlalu pergi, sedangkan kemana dia akan bersembunyi dari bau yang diterbitkan dan selalu terbawa oleh hati busuknya sendiri?

Cerita demi cerita dengan cepat berhembus dari napas-napas para penggosip tingkat kelas. Sampai akhirnya seluruh warga sekolah pun tahu bahwa ternyata Vanya tengah mengandung anak hasil pacarannya dengan si Bimo. Dan di WC itu, Vanya berusaha meminta pertanggungjawaban kepada Bimo. Namun malah Bimo menyuruh Vanya untuk menggugurkan kandungannya itu. Vanya menolak, sehingga Bimo kesal dan kemudian memukulnya. Sekarang Bimo telah dikeluarkan dari sekolah ini, pun Vanya entah ke mana rimbanya. 

pacaran
Cinta & Nafsu


Itulah Cerita Anak SMA yang berkenaan dengan cinta dan nafsu. Apakah cukup hot? Ataukah kurang panas? Ya udah deh kalo gitu gue pamit aje, insya Allah lain kali disambung lagi. Tentu aja dengan kasus-kasus lainnya yang dijamin tanbah rumit. Kasus Anak SMA mah gampang, yang susah tuh konsisten nulisnya. #malahCurhat

***

Bersambung ...

You Might Also Like

11 komentar

  1. kalo kurang panas taruh diatas kompor mas :)

    ini memang kenyataan, banyak terjadi dimana2

    BalasHapus
    Balasan
    1. gasnya abis, Sam. Belum kulak'an ... dad

      Hapus
  2. wah aku ketinggalan adegan panasnya. hahaha... bentar-bentar, cek yang sebelumnya dulu. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, kurang seru kalo gitu ... ayo mulai dari awal dulu! order

      Hapus
  3. itu namnya Vanya, kok sama dgn salah satu tokoh cerpenku yaaa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. laiya mbok sekali-kali pake nama suketi atau partinem kan bisa :p

      Hapus
    2. Ririe: masa' sih, Rie? Padahal itu panggilan dari temennya adikku ... huhhh

      Uswah: Lha ide bagus, tuh! Entarlah kalo ada tokoh bakul jamu, ya ... hmmm

      Hapus
  4. ceritane lumayan tired

    BalasHapus
    Balasan
    1. lumayan apik po lumayan elek? wind

      Hapus
  5. Nulis sih gampang.. Konsistennya itu loh. Hehe....
    Ditunggu kelanjutannya Sam

    BalasHapus