The Jack
Oktober 23, 2013
Jack menyusuri jejak dari rumput tersibak yang menjadi jalan setapak. Mengikuti benda terbang yang baru saja melintas di atas rumahnya. Sebuah benda mirip piring raksasa melayang di atas sebuah danau. Manusia luar angkasakah? Alienkah? Tapi dia tak mendapati wujud menyeramkan seperti yang sering digambarkan dalam film-film fiksi ilmiah. Justru yang dilihatnya adalah tujuh gadis cantik yang sedang mandi dan bercengkerama di danau itu. Jack menyelinap di antara pepohonan. Didapatinya pakaian yang berserak di tepi danau. Dia pun mencuri salah satu dari pakaian itu.
"Waktunya pulang!" kata seseorang di antara mereka.
"Hei, dimana pakaianku?" seorang yang lain tampak kebingungan.
"Tadi kau letakkan dimana, Luna?"
"Maaf, Luna! terpaksa kami harus meninggalkanmu di bumi."
Mereka pun beterbangan masuk ke dalam piring terbang itu. Melesat dan hilang di balik awan. Seseorang yang masih tinggal sedang menangis tersedu.
"Cantik, kenapa kau menangis?" Jack menghampiri gadis itu.
"Pakaianku hilang! Aku tak bisa pulang," jawab gadis itu.
"Dari mana asalmu?"
"Planet Bidadari."
"Pakailah jaketku ini! Kau boleh tinggal di rumahku sampai pakaianmu ditemukan."
"Apakah kau manusia bumi?"
Jack hanya mengangguk dan tersenyum.
***
Jack dan Luna akhirnya hidup menjadi sepasang suami istri. Jack adalah seorang ilmuwan. Dia sering keluar masuk hutan untuk menguji alat-alat hasil temuannya. Dia menciptakan detonator peledak habitat, robot pemusnah ekosistem dan kendaraan perata hutan. Laboratoriumnya ilegal, dia hanya menjual alat-alatnya pada perusahaan penebang liar.
"Bumi adalah planet hijau yang indah dengan hutannya yang menyimpan air dan manusianya yang mencintai alam. Itulah yang kupelajari di planet Bidadari."
Jack hanya menghela napas setiap kali Luna menguak pengetahuannya tentang bumi. Andai Luna tahu bagaimana keadaan bumi saat ini.
***
Dari dulu Jack melarang Luna memasuki laboratoriumnya. Luna selalu penasaran dengan apa yang dikerjakan Jack di dalamnya. Rasa penasaran itu telah dipendamnya selama bertahun-tahun. Hingga suatu hari, ketika Jack pergi, Luna nekat memasuki laboratorium. Dan betapa terkejut, saat dia menemukan pakaian antariksanya, serta foto-foto hutan yang hancur.
"Ternyata manusia bumi itu jahat! Penipu dan perusak!" Luna geram.
***
Saat pulang, alangkah marahnya Jack mendapati isi laboratoriumnya telah hancur dan porak-poranda.
"LUNAAA! LUNAAAA ... !"
Jack berteriak memanggil Luna dengan murka. Tak ada jawaban. Beberapa saat kemudian, terdengarlah sirine dan suara tembakan.
Sementara tak jauh dari rumah Jack, Luna mengambil segenggam tanah. Dia yang menelepon polisi, dan melapor bahwa ada seorang ilmuwan yang membuat bom dan melakukan eksperimen berbahaya.
"Selamat tinggal, Bumi!" airmatanya menetes basahi tanah dalam genggaman.
Kemudian terbang dan menghilang di balik awan.
***
Jumlah: 300+92 kata.
*didekonstruksi dari Legenda Jaka Tarub & 7 Bidadari. Niatnya sih dekonstruksi, tapi kayaknya malah jadi destruktif gini, ya? :-D
*lagi ikut ngeraméin MFF Idol. Ketentuannya sih kurang dari 300 kata, tapi karna cuma ikut-ikutan, gak papa ya Mins? Hehe, itu juga udah ngos-ngosan mangkas dari yang asalnya 600-an kata. :-)
"Waktunya pulang!" kata seseorang di antara mereka.
"Hei, dimana pakaianku?" seorang yang lain tampak kebingungan.
"Tadi kau letakkan dimana, Luna?"
"Maaf, Luna! terpaksa kami harus meninggalkanmu di bumi."
Mereka pun beterbangan masuk ke dalam piring terbang itu. Melesat dan hilang di balik awan. Seseorang yang masih tinggal sedang menangis tersedu.
"Cantik, kenapa kau menangis?" Jack menghampiri gadis itu.
"Pakaianku hilang! Aku tak bisa pulang," jawab gadis itu.
"Dari mana asalmu?"
"Planet Bidadari."
"Pakailah jaketku ini! Kau boleh tinggal di rumahku sampai pakaianmu ditemukan."
"Apakah kau manusia bumi?"
Jack hanya mengangguk dan tersenyum.
***
Jack dan Luna akhirnya hidup menjadi sepasang suami istri. Jack adalah seorang ilmuwan. Dia sering keluar masuk hutan untuk menguji alat-alat hasil temuannya. Dia menciptakan detonator peledak habitat, robot pemusnah ekosistem dan kendaraan perata hutan. Laboratoriumnya ilegal, dia hanya menjual alat-alatnya pada perusahaan penebang liar.
"Bumi adalah planet hijau yang indah dengan hutannya yang menyimpan air dan manusianya yang mencintai alam. Itulah yang kupelajari di planet Bidadari."
Jack hanya menghela napas setiap kali Luna menguak pengetahuannya tentang bumi. Andai Luna tahu bagaimana keadaan bumi saat ini.
***
Dari dulu Jack melarang Luna memasuki laboratoriumnya. Luna selalu penasaran dengan apa yang dikerjakan Jack di dalamnya. Rasa penasaran itu telah dipendamnya selama bertahun-tahun. Hingga suatu hari, ketika Jack pergi, Luna nekat memasuki laboratorium. Dan betapa terkejut, saat dia menemukan pakaian antariksanya, serta foto-foto hutan yang hancur.
"Ternyata manusia bumi itu jahat! Penipu dan perusak!" Luna geram.
***
Saat pulang, alangkah marahnya Jack mendapati isi laboratoriumnya telah hancur dan porak-poranda.
"LUNAAA! LUNAAAA ... !"
Jack berteriak memanggil Luna dengan murka. Tak ada jawaban. Beberapa saat kemudian, terdengarlah sirine dan suara tembakan.
Sementara tak jauh dari rumah Jack, Luna mengambil segenggam tanah. Dia yang menelepon polisi, dan melapor bahwa ada seorang ilmuwan yang membuat bom dan melakukan eksperimen berbahaya.
"Selamat tinggal, Bumi!" airmatanya menetes basahi tanah dalam genggaman.
Kemudian terbang dan menghilang di balik awan.
***
Jumlah: 300+92 kata.
*didekonstruksi dari Legenda Jaka Tarub & 7 Bidadari. Niatnya sih dekonstruksi, tapi kayaknya malah jadi destruktif gini, ya? :-D
*lagi ikut ngeraméin MFF Idol. Ketentuannya sih kurang dari 300 kata, tapi karna cuma ikut-ikutan, gak papa ya Mins? Hehe, itu juga udah ngos-ngosan mangkas dari yang asalnya 600-an kata. :-)
28 komentar
Lagi-lagi, futuristik.
BalasHapusLagi nemu genre yg ternyata gue bgt! ^_^
HapusAkh, dapat salam dari Kamal,
BalasHapusWassalaam ... :-)
HapusKebanyakan jedanya ini. Senengnya loncat-loncat terus, sih. :p
BalasHapusKeinspirasi ama Jumper mungkin? Hehe..
HapusKegalauan tingkat tinggi akan kelestarian alam semesta.
BalasHapusIni namanya galau positif.
Ma'e juga selalu ngasih apresiasi yg positif, kok ... :-)
HapusWaah, kereen ini, antara illegal logging dan bidadari dari planet lain, jempol :)
BalasHapusMakasih jempolnya ... ^_^
Hapuskeren nih... dari awal udah banyak pakem yang 'ditabrak'. Jadinya seru. Tapi sayang, seperti kata Isti, banyak fragmen dalam kisah ini. Jadi seperti menyaksikan potongan-potongan kisah.
BalasHapusKarna awalnya lebih panjang dari ini, hehe.. Bingung aja cara ngegabungin antar fragmen yg udah ada sebelumnya.
HapusThanks, Attar ... :-)
mantap nih
BalasHapusidzin follow blog-nya mas
dtunggu follow back-nya y mas
Silahkan ... ;-)
Hapusbidadari apa alien ya?
BalasHapusAlien bidadari! Hehe..
Hapuswingi kamal dolan
BalasHapusBen! :-P
HapusZaman sekarang, bidadari terbang pakai piring terbang. Hahaha. Nice post, Mas. Andai lebih panjang, pasti lebih menarik. :)
BalasHapusHarusnya malah lebih pendek, kan ini flash fiction? Hohoho ... But thanks 4 appreciating! :-)
HapusLUNA terbang meninggalkan JACK yang bakalan ditangkap polisi karena dituduh membuat bom, LUNA terbang meninggalkan JACK, pergi mencari ARIEL ....
BalasHapuskisah legenda yang dibungkus futuristik, jadinya sangat menarik...selamat berlomba,..meski hanya ikut2an..semoga menjadi yang terbaik..salam :-)
Wah, kalo nyari Ariel jadinya Luna Maya, dong? Hehe.. makasih dah mampir, Bang! ;-)
HapusSuka sama ceritanya meskipun seperti terpenggal-penggal ceritanya.
BalasHapusSatu sama lainnya menyambung yang seru dibagian tengahnya :D
Iya.. Terlalu banyak fragmen! Makasih, Sobat ... ;-)
HapusBagian pertama yang sejarah mereka bertemu itu bisa dihilangkan sebenernya. Karena kronologisnya masih sama seperti cerita aslinya. Diselip2in saja di antara cerita. semacam flashback. Langsung masuk aja ke bagian kedua, tapi kayaknya alurnya harus disesuaikan juga. :)
BalasHapusIMO.
Bener bgt! Makasih buat masukannya, Carra ... ;-)
Hapusbelom berani mengkritisi kang , masih pemula .. ngihiiiiii cuma kasih support aja dah :p
BalasHapusAmpun dah, master ngaku pemula! Jgn merendah, deh eaw ... Bhahaha
Hapus