Gargoyle In Love
April 30, 2015Gargoyle In Love |
Sudah sejak abad pertengahan aku bertengger di sini. Menadah air hujan di atap biara Redemptus.
Menatap para domba dari masa ke masa, menyimak pengakuan dosa, menyaksikan misa
pernikahan atau sekadar mendengarkan khotbah-khotbah penuh bualan.
Bosan? Tentu saja, karena tak ada satupun yang menjaminku masuk surga
seperti yang diceritakan dalam kitab suci mereka. Tapi akhir-akhir ini ada yang membuatku rindu.
Sebulan yang lalu, ada penempatan biarawati baru. Salah seorang dari mereka menarik
perhatianku.
Namanya Joanna Evelyn. Tugasnya menyalin dan menerjemahkan
buku di skiptorium biara. Selama ini aku belum berani menyapanya, hanya mampu
memandanginya melalui kisi-kisi balkon. Hingga pada suatu hari Joanna
memergokiku.
“Ada apa, Gargoyle?” selidik Joanna.
“Ti … ti … tidak ada apa-apa,” jawabku terbata.
“Aku tahu kau selalu memperhatikanku.”
“Be … benarkah?”
Kemudian dia meninggalkanku begitu saja. Sementara aku masih
gugup. Ada apa denganku ini? Bukankah aku lebih dulu tinggal di biara ini?
Sedangkan dia masih baru. Tuhan, mengapa Kaulakukan hal ini padaku?
“Hei! Apa yang kaupikirkan?” tiba-tiba terdengar seruan dari
atas.
“Kau … Kaukah itu, Tuhan? Maaf, Tuhan … aku hanya tengah
dilanda kegalauan,” balasku ketakutan.
“Bukan! Aku Gildas, sahabatmu.”
Aku mendongak ke arah talang di atas kepalaku. Ternyata
memang benar itu Gildas, si Burung Gereja. Ah, seharusnya aku mengenali
suara itu.
“Makanya kau tak mengenali suaraku, rupanya kau sedang
galau!”
“Kau tau biarawati yang bernama Joanna, Sahabatku?”
“Tau. Jangan bilang kalau kau naksir dia, ya … “
“Sayangnya kau terlambat bilang jangan,”
“Aku hanya tak ingin melihatmu bersedih seperti itu, karena
kau hanyalah sebongkah Gargoyle.”
“Lalu kenapa kalau aku Gargoyle? Apakah aku yang telah
ratusan tahun mengabdi pada Tuhan tak boleh jatuh cinta? Di mana keadilan?”
“Huh, menyebalkan!”
“Gildas!!!”
Gildas terbang menjauh. Kepak sayapnya hilang ditelan bunyi
lonceng yang menandakan jam malam diberlakukan. Seperti biasa kalau jam malam
tiba, kota menjadi sunyi tak bernyawa. Hanya suara langkah kaki yang terdengar
menuju ke atas loteng. Ternyata Joanna dengan wajah murungnya, tak biasanya
ia seperti itu.
“Ada apa, Joanna? Apa yang membuatmu murung?” tiba-tiba muncul keberanianku untuk menyapanya lebih dulu.
“Seorang jemaat mengirimiku edelweiss setiap hari, ia juga
menyertakan surat dan menulis kalau ia memetik bunga-bunga itu di Alpen.”
“Kau pernah bertemu muka dengannya?”
“Sekalipun belum pernah,”
Gila! Siapa yang mampu mendaki Alpen setiap pagi demi
edelweiss? Pasti cintanya sangat besar kepada Joanna? Andai aku dapat
menggerakkan tubuhku dan pergi ke manapun kumau.
“Tapi paling tidak kau tau … “
“Namanya Gildas.”
27 komentar
huwaaa.... ternyata sahabatnya sendiri :) gambarnya bagus lho :)
BalasHapushehehe ... gimana?
HapusSo far, ini tulisan tentang Gorgoyle yg terbaik. hehe
BalasHapusgood job
makasih, Buuu ... :)
Hapusaak! keren!
BalasHapusbtw, biasa aja kok perjuangan si Gildas, wong dia aja terbang..bukan mendaki hehehe
iya, deh ... iya ... XD
HapusIni..aaak! Keren! Keren! Good job Sak!
BalasHapusThanks, Edmaaaa ... :*
HapusMFF itu apa sih? Semacam kontes gitu?
BalasHapusbukan kontes, tapi tempat belajar fiksi paling keren menurut gue! Bhahaha
HapusWah tulisannya keren.
BalasHapusIko ado kisah sabananyo atau baa ko Sak?
Bhahaha, indaklah, Daaa .... iko kan cumo fiksi! :D
Hapuspantesan Gildas bilang jangan :)
BalasHapusjangan GALAU deh pokonya ... :p
Hapusternyata gagak juga bisa membaca dan menulis. hehehe
BalasHapusGagaknya dari bangsa Narnia maybe ... hohoho
Hapusgildas itu pendaki ya..? :)
BalasHapusbukan pendaki dia penerbang! ,
Hapushahhaha..mantafff bangettttt dahh..hahahyyy
BalasHapuscup .... cup ... santai aja ... :)
Hapusseandainya gorgoyle rela mempertahankan cintanya dan berjuang mati2an demi joanna evelyn SALT (tokohmu ini mengingatkanku pada evelyn salt di film SALT, angelina jolie, jadi kurang lebihnya aku membayangkan si joanna ini wajahnya secantik angelina jolie :D) pasti dia bernasip sama menjadi lucifer :p
BalasHapusgak ngunu se, iki munu cek gedhe gedheNe tulisan komen e T.T
Hapusomg angry1
HapusKeren tuh anjelina di film SALT! gedeeee banget ... komennnya! Bhahaha
Hapusgak ngerti ah... minyak aja
BalasHapusminyak apa?
Hapusnice day!!!
BalasHapus