Tersisih

September 26, 2014

Sudah hampir sebulan aku menjadi bagian dari keluarga Bang Salim. Tapi sepertinya ada yang tak senang atas kehadiranku ini. Ia menatapku lurus dengan mata hijaunya. Oh, tidak! Apa yang sudah kulakukan? Apakah keberadaanku membuatmu merasa tersisih, Bro? Aku kan tak pernah mengambil makananmu. Bang Salim sudah lebih dari cukup memanjakanku. Makanankupun lebih bergizi daripada punyamu. Atau mungkin kau cemburu? Gara-gara Bang Salim sering mengajakku jalan-jalan ke taman? Sedangkan kau hanya di rumah menjagai pintu.

Sejak pertama kali aku memang telah diperlakukan spesial oleh Bang Salim. Pernah suatu ketika aku masuk ke dapur dan menghabisi menu makan siangnya. Tapi Bang Salim tidak marah, ia hanya tersenyum sambil mengelus-elus kepalaku. Dan hal ini tak akan berlaku untuk si Mata Hijau. Bang Salim pasti akan mengomelinya dan melemparnya ke luar rumah.

Hari-hari berlalu dan aku telah betah di rumah ini. Apalagi kurasakan si Mata Hijau juga semakin ramah padaku. Entah apa yang membuatnya berubah seperti itu. Seperti pada suatu sore ketika aku sedang bersantai di teras, si Mata Hijau datang menghampiriku.

"Elo gemukan sekarang, Bro."

"Iya, dan elo kurusan!"

Sekarang aku sudah berani meledeknya. Dan tak sedikitpun ia tampak marah.

"Oh iya, Bro! Hari ini kan hari terakhir elo berada di sini?"

Aku tersentak. Seraya kupandangi bayangan bulan separuh yang hampir membulat di langit sore.

"Ya, dan gue bakalan masuk surga. Nah, elo gimana?"

Si Mata Hijau mengeong geram. Sedangkan aku mengembik girang. Sungguh senja menjelang malam hari raya yang indah.

***

Jumlah: 247 kata | prompt #63 MFF

You Might Also Like

20 komentar

  1. wah.... kambing kurban ternyata :D

    BalasHapus
  2. Diperlakukan spesial karena akan di kurbankan sama Bang Salim

    BalasHapus
  3. Hahahaha... jebulnya kambing kurban, to :lol:

    BalasHapus
  4. Diperlakukan spesial oleh Bang Salim?
    Spesialnya pake telor kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. pake telornya bebek, dua pulak! bhahaha

      Hapus
  5. siip... aq blm dapat ide utk prompt ini :(

    BalasHapus
  6. keren broo..
    secara penerimaan di otakku, saya masih kesulitan mencerna di paragraf terakhir, akan tetapi dgn adanya kata kata hari raya, maka langsung saja saya simpulkan itu adalah kambing..

    BalasHapus
    Balasan
    1. baca ff tuh musti santai, Sob! Walopun lebih pendek dari cerita pendek, tapi jgn serta merta cepet2 diabisin, entar keselek. :)

      Hapus
  7. lucu juga ngebayanin percakapan antara kucing dan kambing ini. :D | oh ya, penggunaan partikel 'pun' pada cerita di atas harusnya dipisah: makananku pun, sedikit pun. hanya ada 12 kasus yang ditulis serangkai : maupun, kalaupun, ataupun, meskipun, adapun, bagaimanapun, sungguhpun, andaipun, kendatipun, walaupun, biarpun, sekalipun. *contekan dari twitnya ivanlanin di twitter. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih atas koreksinya, Rig! Pun diterima ... :)

      Hapus
  8. Selamat merayakan Idul Adha...

    #lah

    BalasHapus