The Game
November 09, 2014
Cerita sebelumnya: The Babylon's Prophecy
Sejenak Rudi, Pras dan Gisel tertegun saat layar komputer menampilkan tombol INSTAL. Mereka saling berpandangan satu sama lain. Peluh mereka bercucuran, seolah mereka baru saja menjalankan misi berbahaya. Padahal mereka hanya sedang menyaksikan serangkaian plot opening trailer dari sebuah game. Akhirnya Rudi mengeluarkan cakram dari DVD-ROM. Kemudian dimasukkannya ke dalam tempat disk bersampul gelap. Hanya ada judul game yang tertera di situ. THE SOUL, THE SPIRIT AND THE BABYLON'S PROPHECY.
Bagi ketiga sahabat itu, mencoba game baru adalah suatu hal wajib bagi seorang gamer. Tak ada satu publisher pun yang tak mereka mainkan game-nya. Baik itu game konsol maupun game PC. Biasanya game baru akan dirilis dulu dalam versi konsol, baru kemudian para developer merilisnya dalam versi PC. Tapi game yang satu ini baru mereka temukan di sini. Dalam sebuah DVD game yang mereka dapatkan dari seorang kolektor game misterius yang mereka jumpai dalam sebuah situs. Nickname-nya RoleRanger.
***
Hampir sebulan mereka mencari keberadaan RoleRanger. Sampai akhirnya mereka menemukannya. Pada awalnya mereka ragu ketika mereka hanya menemukan sebuah rumah tua bergerbang besar yang tampaknya telah lama ditinggal penghuninya. Mereka kaget saat tiba-tiba pintu gerbang terbuka secara otomatis. Diikuti dengan ucapan selamat datang dari pengeras suara yang entah di mana letaknya. Keterkejutan mereka berlanjut ketika melewati gerbang dan mulai masuk pekarangan. Berbagai simulasi game ternama dari yang klasik sampai yang modern diterapkan di sana. Ada pipa-pipa menjulang seperti dalam game klasik Super Mario Bros, ada ketapel besar dan kandang-kandang burung seperti dalam Angry Bird, ada juga jajaran pintu-pintu kayu seperti dalam game Secret Doors. Dan masih banyak lagi.
"Selamat datang, Gamers! Anda adalah pengunjung ke-21. Silakan menikmati handheld dan konsol yang ada di sini. Jangan ada pencurian dan pengrusakan, karena aktivitas Anda diawasi CCTV yang dilengkapi dengan senjata pemusnah!"
Ternyata baru segelintir gamer yang berhasil mengunjungi tempat ini. Mereka melihat sekeliling, ada puluhan atau ratusan CCTV terpasang lengkap dengan senjata sniper seperti AWP dalam game Counter Strike.
"Kayak gimana sih sebenernya wujud si RoleRanger ini? Di rumahnya pun dia masih misterius," kata Pras.
"Sssttt ... bisa jadi selain gamer, dia juga seorang ilmuwan teknologi. Keliatan dari rumahnya yang penuh ama pernak-pernik simulasi game," bisik Gisel.
Rudi hanya mengangguk-angguk mendengar celotehan kedua sahabatnya itu. Sambil menyapu pandangan ke sekitar. Terlihat olehnya rak-rak tinggi yang penuh dengan disk dan kaset video game dari berbagai genre yang tertata seperti buku-buku di perpustakaan. Juga monitor-monitor berukuran jumbo dan peralatan-peralatan untuk bermain.
"C'mon, Guys! Let's play the games!" seru Rudi bersemangat.
Ketiga sahabat itu pun berhamburan menuju rak-rak tersebut.
"Waw! Inikah perpustakaan game?" teriak Gisel girang.
"Hei, Sob! Liat nih! Bukankah ini Watch Dog? Game tentang hacking yang baru mau rilis tahun depan? Kenapa udah ada di sini, ya?" tanya Pras.
Rudi menghampiri Pras yang sedang berada di antara rak-rak berlabel COMING SOON! Sejenak mereka berdiskusi tentang game itu, mulai dari grafis yang keren, senjata yang mematikan dan sebagainya.
"Kyaaaa .... Final Fantasy XIII: Lighting Returns! Karakter favorit gue!" Gisel histeris.
"Sssstttt ... " cegah Rudi dan Pras bersamaan kepada Gisel yang berisik.
"Hei, liat!" Rudi menunjuk sebuah kaset game yang berada di sebuah kotak kaca berkaki di sudut ruangan. Pras dan Gisel membuntut di belakang Rudi. Seperti ada unsur magis yang menarik mereka ke arah kotak kaca tersebut.
Tiba-tiba kotak kaca itu terbuka diikuti suara yang bergema dari pengeras suara.
"Mainkan dan selesaikan misimu! Tak ada yang bisa menghentikan permainanmu kecuali kau menemukan sang Ruh Sejati sebelum fajar ketujuh berlalu. Kau tak boleh gagal atau kau akan menjadi ruh gentayangan yang tak pernah menemukan tubuh selamanya!"
Mereka itu bergidik mendengar suara itu dan coba menerka-nerka apa maksud dari itu semua.
***
"Lo yakin pengen maenin game ini, Rud?" tanya Pras ragu.
Ketiga sahabat itu sedang berkumpul di rumah Rudi. Setelah dua hari yang lalu mereka mengunjungi kediaman pentolan gamer yang ramai diperbincangkan dalam forum game tanpa pernah tahu wujud aslinya. Rudi diperkenankan membawa pulang kaset game itu dan memainkannya di rumah setelah menandatangani surat perjanjian dengan RoleRanger. Bahwa segala hal bersedia ditanggungnya sendiri, termasuk kegagalan yang berisiko hilang dan menjadi ruh gentayangan selamanya.
"Gue gak percaya tentang game ini! Gue yakin kalo ini cuma Role Playing Game (RPG) biasa yang dikoleksi ama maniak game misterius itu." Gisel mencibir.
"Nah, itu yang bikin gue penasaran! Dan gue bakal ngebuktiin dengan nginstal game ini. Gue harap kalian nemenin gue, walau cuma di samping gue. Karna game ini cuma butuh satu pemain," kata Rudi mantap.
"Siap, Rud! Apapun yang bakalan terjadi entar, kita tetep berada di samping elo!" dukung Pras.
"Gue harus ketemu Levroniah karna ruh bernama Stephania ada di dalam tubuhnya. Mereka yang bakalan jadi pemandu gue. Dan pengen gue pecahin kode-kode Babylon itu atau apapun yang penting gue bisa ngedapetin sang Ruh Sejati sebelum fajar ketujuh," seru Rudi.
"Yang paling penting adalah elo kembali dengan selamat, Rud!" Gisel mulai menampakkan wajah khawatir.
"Gimana kalo kaum Bjork dan Slakve ngejar-ngejar terus ngebantai elo?" Pras ikut-ikutan khawatir.
"Itu tantangan permainannya, Sob! Dan gue musti ngehadapin semuanya! Kalian lupa gue pernah ngebabat abis level di Bayonetta: Bloody Fate dalam setengah jam? Bagi sebagian besar gamers itu gak mungkin, kan? Tapi gue bisa dan dirating tinggi di forum!" kata Rudi bangga.
"Tapi elo gak tau bakal dibawa ke jaman apa, Rud! Tolong elo mikir sekali lagi!" mata Gisel terlihat berkaca-kaca.
"Sel! Elo bilang ini cuma game RPG biasa, kan? So, tenang aja! Semuanya bakalan baik-baik aja."
"Yuk, Guys! Sekarang kita ke kamar gue dan siap-siap berpetualang!"
Beberapa detik kemudian, mereka bertiga sudah berada di kamar Rudi. Seperti kebanyakan kamar seorang gamer, berantakan, bungkus makanan ringan bertebaran, kaset-kaset berserakan dan layar besar tampak menempel di dinding. Mulutnya komat-kamit membaca doa sembari memasukkan disk ke drive komputer. Pras dan Gisel menantikan dengan cemas apa yang akan terjadi selanjutnya. Ketika sampai pada tombol INSTAL yang terpampang di monitor, Rudi melirik ke arah sahabat-sahabatnya itu. Mereka berdua hanya menganggukkan kepala tanda merestui kemantapan hati Rudi.
Cahaya silau memancar dari layar monitor setelah Rudi mengeklik INSTAL. Dalam hitungan detik, game pun sudah terinstal ke dalam komputer. Kemudian secara otomatis terbukalah menu utama game THE SOUL, THE SPIRIT AND THE BABYLON PROPHECY.
Akhirnya Rudi bisa bernapas lega karena tak ada yang berubah. Dia pun masih berada di kamarnya. Tapi kemana gerangan Pras dan Gisel?
"Huft! Suruh nemenin, malah pada kemana sih?" gerutu Rudi kesal.
"Prass ... !! Selll ... !!!"
Rudi pun beranjak dari tempat duduknya di depan layar. Kemudian ia menuju pintu kamarnya. Mungkin Pras dan Gisel ke dapur ngambil minum, pikirnya. Ketika pintu terbuka, alangkah terkejutnya Rudi saat mendapati ambang pintu kamarnya langsung mengarah ke jurang. Hampir saja ia jatuh terpeleset. Dia baru sadar kalau sekarang kamarnya telah berada di atas tebing yang tinggi dan terjal. Dan ia semakin terperanjat saat menoleh ke belakang, kamarnya telah lenyap, berganti dengan ruang dalam sebuah gua yang gelap.
Bersambung ...
***
15 komentar
wes cs saya juga suka mainnya, weh petamax ya disini
BalasHapusiya ...
Hapusselamat eaaaa cheer
hahaha game pertama yang ane maenin
HapusDulu gue malah maen dingdong! :)
Hapusjare HPne ilang , Kang?
BalasHapusjreng
Hapusemang iya ... dad
HapusWah... jadi roh gentayangan dah tuh...
BalasHapushhoho ...
Hapuswahahahawww
BalasHapusknapa coba???
Hapushiiiiiiiii sereeemmm
BalasHapusopo toh csh ki?? dad
Hapuswaduuuhh tulisan tulisan terakhir bikin merinding spoiled
BalasHapuskedinginan ya ?? tired
Hapus