Buka Puasa Bareng Muslim Rohingya

Agustus 09, 2012

"Assalaamu 'alaikum, Sobat! Lama gak nyapa elo di lapak butut ini. Gak bewe, gak bales komen, gak makan, gak minum dkk. Masih aja ada yang bingung tentang apa yang gue tulis dalam RamadhanStory selama ini. Yang penting gue gak ada niat buat ngebohongin publik. Karna jauh-jauh hari, gue udah ultimatum kalo itu semua cuma fiksi belaka. Terserah elo mau percaya apa gak!", tulis gue di draft blog.

Saat bikin draft ini gue lagi ada di bus jurusan Medan - Banda Aceh. Setelah kemaren gue berkunjung ke Jambi ke tempat Mimi RaDiAl, sekarang gue ada di ujung Sumatera bagian utara. Jalur lintas Sumatera emang selalu mengagumkan. Dengan panorama bukit barisan yang ngebentangin ayat-ayat kebesaran Allah SWT. Di bangku depan gue ada Alaika Abdullah dan sang buah hati Intan tengah terlelap damai. Mungkin trip mereka beberapa hari ini begitu melelahkan. Berawal dari pesan dinding yang gue tulis di wall Alaika,

alaikas wall

dinding alaika

Akhirnya gue berkesempatan ngelayangin khayalan gue ke Pulau Sumatera. Wa bil khusus Daerah Istimewa Nangroe Aceh Darussalam.

Gue lupa jam berapa ampe tujuan yang pasti Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan, sayang engkau tak duduk di sampingku, kawan! Banyak cerita yang mestinya kau saksikan, manusia perahu Tanah Rencong... hohoho.. hohoho.. #nyanyi. Manusia perahu? Tanpa menunggu waktu Bakda Dhuhur, Gue dan Alaika langsung menuju ke sebuah kecamatan dimana manusia perahu bersemayam. Bareng Alaika semuanya berjalan lancar, karna dia udah benpengalaman di UNDP Banda Aceh, badan PBB yang ngurusin masalah pengungsi di Aceh. Ini bukan cerita tentang manusia yang dikutuk ama emaknya menjadi sebuah perahu apalagi jadi Titanic! Ini tentang kisah pembantaian yang baru-baru ini marak dikabarkan di berbagai media.

Dengan Bahasa Indonesia yang patah-patah, Muhammad Roja' ngejawab pertanyaan gue. Dulu dia sekolah di Myanmar. Ampe sekarang orang tuanya masih di Myanmar, tapi gak tau masih hidup apa gak? Dia terusir karna tinggal di dekat perkampungan Budha. Guru, polisi, tentara semuanya Budha. Muslim gak boleh kerja. Sekolah, rumah sakit, dikuasai Budha.

"Maka kami cari kerja di Thailand!", kata Roja'.
 
"Yang perempuan kemana?", tanya gue pas gue liat gak ada cewek di antara mereka. Roja' malah ngejawab laen. Gak jelas. Satu perahu berisi perempuan dan anak-anak, ampe hari ini gak pernah ditemuin. Dari kantor kecamatan Gue dan Alaika ngedapet penjelasan. Walopun baru-baru ini muncul lagi berita tentang Muslim Rohingya. Ternyata pengungsi asal Myanmar ini udah ada di Aceh Timur sejak 2009 silam. Tadinya jumlah mereka 198 orang, sebagian dilariin ke Rumah Sakit karna dehidrasi berat akibat 21 hari terombang-ambing di laut lepas.

Dari tepi laut Kuala Idie langsung dibawa ke kecamatan Idie Rayeuk. Mereka ngaku dari Myanmar tapi gak satu pun yang bisa bahasa Myanmar. Bahasa mereka adalah bahasa Banglash dan Urdu. Alhamdulillah sekian lama mereka di sini, berkat kegigihan warga setempat, para pengungsi ini udah sedikit bisa bahasa Aceh dan Indonesia. Ketika Gue dan Alaika nyampe di tempat penampungan, mereka tengah Sholat Ashar berjama'ah. Walau dalam kondisi yang ngeprihatinin, keliatan mereka ngejaga banget sholat 5 waktu.

"Karna himpitan ekonomi di Myanmar yang didominasi umat Budha, kami Muslim Rohingya nyaris gak bisa berbuat apa-apa. Kami gak boleh berkerja dan beraktivitas dengan layak.", cerita Rahmat, salah satu dari mereka.

"Akhirnya dengan modal nekat, kami nyari kerja di Thailand dan Malaysia. Alih-alih dapet kerjaan, malah penjara jadi tempat kami. Siksaan datang bertubi-tubi dari sipir penjara Thailand. Puluhan sodara kami mati di tahanan!", tambah Salim yang jari-jari tangannya putus akibat dipotong ama sipir penjara.

Gue terharu ngedenger cerita mereka. Gue liat Alaika berkaca-kaca, mungkin campur geram juga.

"Selanjutnya gimana, Pak!", tanya Alaika pada mereka.

"Puas menyiksa kami, tentara Thailand menggiring kami ke pantai. Kami dimasukkan ke dalam perahu lapuk tanpa mesin, tanpa bekal, tanpa makanan dan tanpa layar. Sama artinya kami dibunuh dengan cara dibuang ke lautan."

Selama ini makanan dan obat-obatan datang dari warga sekitar. Tapi Muslim Rohingya gak mau tinggal diam. Mereka pergi ke pasar, nawarin diri jadi kuli panggul, tukang sapu dsb. Tampak seorang anak kecil nyodorin biskuit ke pengungsi tanpa bicara, mata bertukar tatap saling merasa. Rasa haru nampak begitu kental sebagai sodara seiman. Bantuan diberikan, mulai dari makan minum, uang bahkan buah yang udah dikupas untuk dihidangkan. Para pelajar pun gak mau ketinggalan peran. Mereka ngajarin bahasa Indonesia dan nulis latin.

"Kami tak peduli, apakah ada penyusup di antara mereka atau ada trik dan intrik politik negara lain. Yang kami liat mereka sedang sekarat maka kami harus membantunya!", tegas Camat Idie Rayeuk yang saat itu menyertai kunjungan Gue dan Alaika.

Tahun ini Deplu harus ngedeportasi para pengungsi dengan alasan mereka sebagai economic migrant dan Indonesia bukanlah negara penampung pengungsi. Setelah ini mau kemana mereka? Apakah mereka bakal bertahan hidup di luar sana?

Buat sementara ini salah satu ruangan kantor camat disulap jadi mushola sekaligus tempat mereka bercengkrama dan ngelepas lelah. Sebagian pengungsi sedang nonton tivi di pojok ruangan kantor camat. Tampak mereka menitikkan air mata menyaksikan berita pembantaian sodaranya di salah satu stasiun tivi. Apakah mereka akan kembali berkumpul sama-sama ngerasain penderitaan?

Gak terasa adzan Maghrib berkumandang. Tanda waktunya berbuka puasa buat warga Aceh dan sekitarnya. Penduduk setempat pun mulai berdatangan ke tempat ini. Berbagai macam makanan mereka bawa dalam talam-talam besar. Terlihat keakraban yang menyentuh antara penduduk setempat dan para pengungsi. Bahasa Indonesia, bahasa Aceh bahkan bahasa isyarat mereka gunakan dalam ruangan ini. Yang pasti bahasa Iman yang telah mempersatukan mereka. Ada rasa trenyuh yang membahana di relung hati. Ada rasa basah yang menggenang di sudut-sudut mata.

Bakda Isya' gue dan Alaika pun pamit. Kembali menyusuri jalur darat dataran Sumatera. Kembali menata iman kami yang terasa gak pernah sempurna.

You Might Also Like

48 komentar

  1. Lebar nug Aceh langsung nug Papua ae kang Slamet...
    Beberapa malam ini, ana ahtalimuka, mitsluhu ana asytaq jiddan ma'ak..
    Kefa haluk? Ana akhof, ba'da qolil waladi sa yahruj min bathniy..
    Athlubu du'a likai jullu shihah..
    Alhaq, uriidu an altaqiyaka...

    BalasHapus
  2. ini ceritanya sekalian kopdar ama mbak alaika ya Sak?
    wew, tragis amatnya nasib penduduk Mynmar!. padahal mereka juga manusia yg diberikan hidup layak seperti manusia lainnya.!

    BalasHapus
    Balasan
    1. itulah mereka, bung! kita emang umat tg paling beruntung dibanding mereka

      Hapus
  3. beneran neh kopdar sama Mbak AL? Makin piwai neh menarasikan kisah nyata apalagi dengan melibatkan teman-teman di blog...berasa happening on yours lho..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya .... coba2 nulis buku aja Sak ...

      Masih libur ngeblog nih? ... :)

      Hapus
    2. iya, dong... hehehe

      bu MUG: udah on, nih..

      Hapus
  4. Ramadhan story? apaan tuh? *maklum ga bewe2*, sori ga baca juga ampe abis, buru2 cuma mau kasih tau ini aja http://nufadilah.blogspot.com/2012/08/and-winners-are.html

    BalasHapus
  5. Koq pinter temen sih, Kang. Bikin Romadhon Story gini...
    Ini pasti terinspirasi dari kisah nyata ya, mengalir bang'geth...
    kadang bikin terharu....mak jlebh.
    (Hahhh?!... kadamg?!) hehe... soale atiku lagi athos kayane. ;)
    10 jempol deh... buatmu, Kang. Sukses yaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. 10 jempol?? giliran gue yang mak jleb!!

      Hapus
  6. mengalir kang........... #pake perahu

    BalasHapus
  7. semoga ALLAH selalu melindungi umat muslim yang tertindas di manapun mereka berada

    BalasHapus
  8. kalo sy kunjung di sini yg sy suka bahasanya yg super kereen.. ngakak whaha

    asal jgn jd bang toyib

    BalasHapus
  9. Sik yo kang, aku durung sempet moco, sementara tak bookmark sik :D

    BalasHapus
  10. enak laaaaa,,,yg udah mudik huhuhuhu

    BalasHapus
  11. mudik ke bang kendal :)

    BalasHapus
  12. . . pasti berkhayal lagi nich?!? he..86x . .

    BalasHapus
  13. nyimak aja sob ,,,
    eh ada bingkisan tuh buat admin ,, dapat award .. ^_^

    BalasHapus
  14. kereeeennn.. jadi ikutan berkaca-kaca.. T_T

    BalasHapus
  15. Datang lagi silaturahmi mas pingin ucapin
    Selamat Hari Raya Idul Fitri
    Minal Aidin Wal Faidzin
    Maaf Lahir Bathin

    BalasHapus
  16. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
    ketika akhir Ramadhan berlalu berganti fajar Syawal, izinkanlah saya mengucapkan salam dan doa,
    Taqobalallahu minna wa minkum wa ja'alanallahu minal aidin wal faizin
    Semoga ALLAH menerima amalan-amalan yang telah aku dan kalian lakukan ,
    dan semoga ALLAH menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrah dan mendapat kemenangan,
    SELAMAT MERAYAKAN HARI RAYA KEMENANGAN IDUL FITRI,
    bila ada salah dan khilaf selama ini, baik yang disengaja atau tidak disengaja, mohon dimaafkan lahir dan bathin,
    Wassalam

    BalasHapus
  17. Eksak... maaf baru sempat berkunjung...
    amazing! the way you wrap the story nya ini lho! Keren banget... mengalir lancar dan bikin pembaca serasa ikut berada di dalam petualangan ini.... another two thumbs up for you eksak!

    Masih di kampung halaman nih pasti? met lebaran aja deh, mohon maaf lahir dan batin yaaa.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. kirain bakal bikin Al kecewa, karna penokohannya gak sesuai karakter..

      Thankz, Al.. :)

      Hapus
  18. halo eksak, mampir ke sini untuk ucapin selamat lebaran. maaf lahir batin, ya :)

    BalasHapus
  19. bang eksak ga nongol2 lagi kemana nih, ? btw taqabbalallahu minna wa minkum happy ied yah bang

    BalasHapus
  20. iiih wow...
    mantaaaap..

    eh pangling gw ini lebaran beli rumah baru ya,,

    maafin gw karena banyak salah ya,,,

    BalasHapus