"Rani dan Diya suka cerita Snow White dan Cinderella?", tanya Mimi di suatu sore menjelang buka puasa. Mereka yang lagi asyik ngebaca buku cerita ^fairy tales^ dongeng dahulu kala, noleh sambil ngangguk mengiyakan. DD Alva gak tau maen kemana? Bhahaha...

"Kenapa Rani dan Diya suka Snow White dan Cinderella?", Mimi nanya lagi minta penjelasan. "Sebab mereka ^princess^. Mereka juga cantik, Ummi!", jawab Rani yang emang demen penampilan feminin. "Diya suka sebab mereka baik!", Diya pula menegaskan sambil mata menatap kembali buku yang dibaca.

"OK! Hari ini Ummi mau cerita tentang 2 orang ^princess^ dalam Islam!", kata Mimi sembari memandang tepat ke wajah anak-anak.

"Dalam Islam pun ada ^princess^ kah, Ummi?", KK Rani bertanya heran. Mungkin belom pernah dia ngedenger istilah tsb sbelomnya. :-)

"Mestilah ada! Mereka bukan aja cantik dan baik, tapi lebih dari itu mereka juga sholihah dan beriman.", jawab Mimi dengan senyum.

"Ceritanya begini...

Hartawan, rupawan, bangsawan, budiman, punya kecerdikan dan...", Mimi berhenti sejenak melihat Si KK mau nanya.

"Kakak eksak, yaa...?", tanya KK Rani.

"Bukaaaann....!", jawab Mimi histeris sambil mengibas-ibaskan tangannya. Bhahaha, hampir aja rusak jalan ceritanya! Huhh...

"Princess Islam yang pertama ini adalah ^Sayyidatina Khadijah binti Khuwailid^. Segala kesempurnaan seorang wanita idaman pria ada padanya. Walaupun begitu, kecantikannya gak untuk dijaja, akhlaknya luhur banget dijaga. Ditakdirin buat ngedampingin lelaki pilihan Allah. Jadi pendukung dan penyokong yang gak ada duanya. Di waktu suka maupun duka, ^she's always be there!^ ;-) Dia adalah wanita pertama yang menyatakan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Kecintaan dan keikhlasan ngelapangin hatinya buat berkorban seluruh harta demi kelangsungan perjuangan dakwah yang baru start. Dan ketika Khadijah menghadap Ilahi dengan jiwa mukminah sejati, terbitlah kata-kata yang puitis dari Rasulullah;

``Demi Allah!

Gak ada ganti yang lebih baek dari dia.

Dia beriman padaku, ketika orang laen ingkar.

Dia percaya padaku, tatkala semua mendustakan.

Dia ngorbanin seluruh hartanya saat semua berusaha mempertahankannya,

dan darinyalah aku beroleh keturunan!``

~Jiahh! Perasaan lama banget maghribnya!~, batin Mimi sambil menatap anak-anak yang gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya.

"Lanjut ke ^Princess^ kedua adalah Sayyidatina Aisyah, putri sahabat Abu Bakar dan istrinya Ummu Ruman. Besar dalam didikan dan asuhan Rasulullah, menjadikan Aisyah yang paling banyak hapal hadits secara langsung dari Baginda Nabi. Ditambah lagi dengan kecerdasan akal dan ingatan yang kuat menjadikan Aisyah sebagai rujukan ilmu sepeninggal Nabi SAW."

``Dung... Dung... Tek.. Tek.. Dung... Dung...``, magrib telah tiba. ~Alhamdulillah....!!~, batin Mimi dalam hati.

"Macam mana, bagus tak cerita ^Princess^ Khadijah dan Aisyah tadi?", tanya Mimi sambil bermaksud menutup cerita.

"Bagus! Tapi kita tak dapat tengok mereka, Ummi...", ucap Rani bikin perbandingan antara kisah putri di alam cerita dengan sejarah putri yang telah tiada.

"Siapa kata tak bisa tengok? Cuma bukan sekarang, tapi nanti di akhirat. Sebab cerita ^princess^ dalam Islam semuanya berakhir dengan ~happy ending ever after~ yaitu di surga yang kekal, jadi...", Mimi berhenti nunggu reaksi anak-anak.

"Jadi apa, Ummi...?", Diya gak sabar nunggu penjelasan lanjut.

"Jadi kalau nak jumpa ^Princess^ Khadijah dan Aisyah, selayaknya jadi anak sholihah dan taat pada Allah. Baru bisa masuk surga dan jumpa mereka di sana!", jawab Mimi mengakhiri semua.

Mereka pun menuju meja makan untuk berbuka puasa. Tapi Mimi masih bingung, clingak-clinguk, nyari kemana gerangan DD Alva. Oh, ternyata lagi maen catur bareng KK eksak di teras depan! Setelah mengajak mereka masuk rumah, acara buka puasa pun segera dimulai.